Postingan

Teologi : Intellectus Quaerens Fidem

Alam adalah konsep materialis menurut pandangan indrawi* Alam adalah sebuah peristiwa dari sudut pandang ilmu pengetahuan* Alam adalah sebuah  peristiwa (ilmu pengetahuan) yang akan membentuk suatu keyakinan(Agama) secara materialis namun karena materialis bersifat nisbi, sehingga ia senantiasa mencari keseimbangan dalam menerapkan keyakinan-nya, maka sejatinya materialis akan memilih dirinya menuju pada kehancuran. Satu-satunya hal dalam pandangan sufi yang bisa menyeimbangkannya adalah Kecintaan pada ilahi (Habluminal-llah). "barangkali ini sering kita temui dalam bacaan sufistik" Ibnu Bajjah (avempace), Nashruddin Al-Thusi (Sy. 12 imam), Ibnu Haitham (al-hazen), yang kemudian di wilayah Polandia ada Nicholaus Copernicus, Italia dengan bapak astronomi observasi (Galileo), Isacc Newton (Hukum gravitasi universal), Albert Einstein (tak perlu di jabarkan lagi Fisikawan-Filsuf), sampai dengan beberapa pemateri teologi agama yang sering saya temui di HMI.  Percikan ...

Auto-Imunitas di antara cita-cita dan kepentingan

Setiap zaman punya persoalanya dan setiap persoalan pasti punya penyelesaiannya, saya kira redaksi ini yang kerap kali terdengar guna merangkul kekuatan kolektif sosial kita, dalam membangun kepribadian intelektual dan spiritual secara individu merupakan kondisi yang setiap zaman selalu sama yaitu tantangan melihat di antara benar dan salah ini kemudian masuk ke dalam satu kelompok yang semakin besar hingga mampu menggerakkan satu tatanan terbesar hingga paling kecil. Persoalan kelompok yang begitu besar wa bil-khusus kondisi internal HMI dan independensi organisatoris-nya sebagai laboratorium penggerak nilai keummatan dalam berbangsa dan bernegara dengan mengabdikan diri semata-mata karena khadiratnya hingga dialektika yang di bangun dari berbagai program ke-ummatan dalam tali keislaman yang meng-eratkan simpul kebangsaan kita adalah modal utama gerakan organisasi ini. Keterikatan pencapaian ilmu pengetahuan manusia dengan sejarah peradabannya (The chemistry of man's scientific ...

Lentera Madinah untuk indonesia

Lentera Dari Madinah Untuk Indonesia Karya Haikal Ahmad  Detik detik semesta bernyawa Di antara gelap gulita ummat manusia Peristiwa yang abadi di sepanjang sejarah Cahaya cinta sesosok insan yang merdeka Di antara sesembahan yang berdiri kokoh di singgasana Di antara gajah-gajah perang pasukan abrahah Dan juga telah padamnya api di kuil di Persia Lahirlah se-sosok manusia Dari rahim ibu yang bernama Aminah Abdullah itulah nama ayahnya Dan Abdul muthollib itulah kakeknya lentera dari secercah cahaya dia-lah kekasih Allah. Sang pembawa kalimat tauhid lailahaillah Muhammadan Rasulullah. Yaaaa Muhammad Yaaaa muhammad Yaaaa habiballah Seketika itu alam menampakkan senyumnya Dalam kicau burung yang menyambut hadirnya Angin pun kembali mengantarkan sejuknya Di antara teriknya pasir-pasir gurun sahara Di tengah-tengah kekacauan para jahiliyah Sungguh telah tiba pemimpin pembawa kabar gembira Maka berbahagialah seluruh mahluk semesta Kini di antara luasnya ...

November

Sebagian teks terpotong, agar tak ada duplikat di antara kita🤗 Ke satu Tanya Tak Terjawab 16 November 13' Kenalkan aku halen, nama dari wajah yang tak lagi searah, aku anak ke dua dari 3 bersaudara, saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA di salah satu desa terpencil Sulawesi tengah, lahir di lingkungan keluarga yang cukup sederhana, kedua orang tuaku sangat kental dengan pengetahuan empiris, aturan budaya dan kepercayaan agama. Kerap kali tanya akan setiap peristiwa yang terjadi tidak begitu penting bagi kami, bagi mereka menjadi sederhana dalam hidup adalah jalan keluar dari setiap pertanyaan dan berlaku menerima adalah wujud ikhlas yang utuh. Keharusan segala kejadian membuat kami lebih banyak menerima ketimbang mempertanyakan, yah sangat sedikit jawaban dari setiap pertanyaan yang menemukan lega, malam itu begitu hening hanya terdengar suara jangkrik dan dan mahluk hutan lainya mengiringi pekatnya gelap, berkhayal menatap langit di temani kucing peliharaan...

Bait Pahlawanku

Langit gelap membingkai lembar kehidupan Sejarah kelam isyarat sebuah jalan perjuangan Hingga angka 17 08 1945 jadi saksi kemerdekaan Di tanah Nusantara! Ku sebut engkau Indonesia Terajut tembok pemisah tiap negara dengan simbol Garuda perkasa Yang mengaku kini engkau telha merdeka Sebuah kisah pada bendera ibu Pertiwi Elok bayang yang suci nan gagah berani Putih se-suci Nusantara dan elok SE gagah burung Garuda. Mengusir tak hanya cukup bagimu Tetapi mempertahankan adalah hakikat jati dirimu Tak banyak yang dapat ku berikan untukmu pahlawanku Harap baitku tetap menjaga lidahmu hingga anak cucuku tetap mengingat jasamu Sebab merdeka bukan hanya karena usaha Tapi juga karena doa yang di ijabah Itulah yang kujaga hingga menua Kusisipkan ikhtiar untuk mengawal kalimat merdeka Semoga merambat di antara semangat nurani bangsa Kau hadir di antara cinta dan harapan generasi pemuda Kau pun pergi sebab bukti kasih sayang yang kan tetap ku jaga Al-fatihah untukmu pembela ...

Perempuan Titipan September

Goresan tintah membekas basah Dalam.bingkai sebuah aksara Pada cinta yang telah bertahta di istana ratu Cinderella Bulir rindu yang menyemai rindu yang berharap temu Sepakat bertaruh rasa menunggu waktu agar slaing mengutuh Kau adalah apa yang di jauhkan pada letak tapi tidak pada hangat Kesengajaan semesta mendidik kita agar kuat dengan ikatan yang erat Rembulan mengikhlaskan cahaya terangkul semesta Membias pada kilaunya warna yang tak serupa Kita tak harus membiarkan ego menjadi raja Hanya karena jiwa baru mendekap kenangan lama. Meramu warna pada kilaunya langit senja Isyarat permata bersinar menembus purnama Untukmu perempuan Titipan September Kau tahu! Karenamu segala lelah beranjak lega, segala sendu berakhir rindu, akhirnya jarak menenun temu. Tak apa hujan menhentak tanah, angin menghempas daun Selalu ada area yang tepat untuk yang jauh Terselip lekat di rongga dada sebelah kiri ku Mungkin menyulam rindu akan jadi kerjaku Jika menenun temu telah sampai pa...

Sayap Garuda

Suara lantang aspirasi bak mentari di ufuk timur Menjadi terang bagi penguasa buta yang tertidur. Kepada demokrasi yang di bungkam Kepada aparat pemerintah yang juga ikut terdiam dan Kepada wakil rakyat yang mengalami demam Kami kembali menagih janji perjuangan yang takkan kusam Di atas pijakan nafas perlawanan suara rakyat akan terus tersampaikan Serupa tombak pahlawan menerjang penjajah Perisai perjuangan yang tak hilang dari sejarah Menyatu dengan kata Indonesia, kata dari berbagai macam beda yang sama dengan simbol bhineka tunggal ika Melebur menjadi satu nahkoda garuda pancasila Kemerdekaan negeri ini bukan hasil konferensi meja bundar saja Tetapi tentang tetesan darah para pejuang nusantara Maka revolusi bukan sekedar teriakan kata merdeka Tetapi tentang rakyat yang larut dalam derita bernegara Demokrasi yang katanya lahir dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat kini mati di ruang wakil rakyat. Hari ini akan jadi saksi sebuah peristiwa Ketika kritik di jalan...