Kongres Ke-XXXI : "INTRIK PENYATUAN DAN KETEGASAN KONSTITUSI"

"Dua hal yang di perjuangkan : kesejahteraan dan keadilan

"Dua hal penunjang : ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan

"Dua hal yang di bentuk : kesyukuran dan keikhlasan

Satu hal tempat kembali : Allah Subhanahu Wata'ala

Dualisme struktural di Kepengurusan PB-HMI yang di pertontonkan selama hampir tiga tahun terakhir, demikian kita perjuangakan begitu banyak menguras tenaga dalam kepengurusan serta pemikiran demi tetap utuhnya Gengsi Intelektual dalam merawat eksistensi Kecenderungan kita. (Memori Penjelasan : Islam Asas HMI)

Hari ini,  sebuah pelaksanaan Kongres akan menjadi penentu, apakah kita akan satu padu ke depan atau terpecah menjadi beberapa bagian. Sebagai Kekuasaan tertinggi dalam organisasi (Pasal 12 art HMI), kehadiran seluruh perwakilan cabang di arena Kongres Ke-XXXI Surabaya yang di hadiri hampir seluruh cabang di Indonesia (218 Cabang : Hasil-Hasil Kongres Ambon---). Dari berbagai wilayah se-Nusantara, dengan berbagai gagasan perubahan tentang Masa Depan Himpunan atas kondisi hari ini mengharuskan kita untuk lebih dewasa lagi dalam menanggapinya. Dalam sebuah catatan bahwa tahun 1995 Kota Surabaya juga pernah menjadi tuan rumah Kongres HMI yang ke-20, kongres yang berlansung selama 7 hari yang kemudian melahirkan pemimpin baru (Kanda Taufiq Hidayat sebagai Formatur PB-HMI). 

Apa yang kemudian penting kita upayakan dalam Pelaksanaan Kongres Ke-XXXI ini di Kota Pahlawan yang seluruh masyarakatnya akan menjadi saksi "penyatuan" atas upaya Kebangkitan kader-kader tokoh yang akan menyatukan Himpunan Mahasiswa Islam se-nusantara.. Tanpa pj-an yang tafsir konstitusinya masing-masing punya dalil yang tidak (tak etis).

Padahal begitu banyak jalan pengabdian yang perlu di gerakkan HMI hari ini, Sebab di luar sana begitu banyak rakyat indonesia yang hidup dalam kemiskinan, begitu banyak generasi muda yang belum mendapatkan pendidikan layak, begitu banyak kerusakan moralitas remaja, begitu banyak upaya polarisasi ummat di luar sana.

Sementara kita di sini menjaminkan satu kandidat yang belum tentu akan menjadi amalan panjang untuk generasi ke depan, bisa jadi perbuatan itu adalah dosa jariyah atas ketidakmampuan kita mengenali bentuk kecenderungan kita atas siapa.

Perihal debat dalam forum : euforia baku hantam, latihan lempar kursi, sampai berdiri di atas meja demi satu eksistensi belaka. ini telah ada sejak lama, mungkin ini budaya intelektual forum HMI. Hanya yang perlu kita telusuri bahwa apakah kemudian gagasan tentang "Penyatuan" membuat kita sampai se-lama ini di Surabaya, bagi saya tidak. Berlarut-larut sehingga kemudian kita kehabisan waktu membahas gagasan ke depan, bukan saya tidak memiliki semangat menyatukan tetapi HMI sebenarnya telah satu "Intrik politik dan tarik menarik jabatan politis yang merusak citranya", inilah yang kiranya perlu di perbaiki polanya. Misal : Pastikan bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga terkawal baik-baik oleh seluruh cabang sampai ke tingkat komisariat, upaya penjelasan dan penegasan peran alumni dan intrik politik harus terang dalam internal HMI. Sebab tidak ada jaminan setelah menyatu HMI tak terpecah lagi ke depan. maka MPK PB HMI dengan 7 orang. Itu sudah cukup untuk membenahi jikalau ada perkara yang sifatnya konstitusional di organisasi. Pastikan juga bahwa seluruh peserta penuh di dalam forum ini merekalah yang akan berupaya dengan penuh tanggung jawab bahwa hasil-hasil kongres ke-XXXI ini akan sampai kepada komisariat dengan satu tafsir asas yang jelas dan terang maknanya di hadapan seluruh kader. Dengan begitu kita masing-masing akan kembali fokus pada perbaikan-perbaikan Himpunan secara regional dan Nasional bahkan internasional.

Maka dengan itu upaya untuk mewujudkan "Satu Nawaitu dalam Nawacita Himpunan"  akan sampai dengan penuh keyakinan dan usaha kita.

BillahitaufiWalhidayah

Wassalamu'alaikum Wr.Wb


Surabaya, 23 Maret 2021









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi atas aktualisasi nilai Hijrah Rasulullah Muhammad SAW. (01 Muharram 1442 Hijriah)

Perlawanan doa dan air mata