November Membaik

Di penghujung senja pekikku melemah
Di balik kemuning pelita telaga
Pernah ku sapa rupa yang indah
Memastikan jarak takkan berserah
Aku tak pernah tahu temu dan segala indahnya
Hingga menjerat diri di banyak jiwa yang salah
Serupa gelap yang melepas senja
Lentera peristiwa semakin terjaga

Sejenak ku rebahkan rasa yang terlunta
Dengan nafas tertata agar lupa segala luka
Untukmu kepergian yang meninggalkan pekat
Dan kehadiran yang pernah begitu hangat

Kau tahu,
tepat di 2 november aku jatuh di rasa yang tepat
Mencoba mengingat tapi tak lagi berharap
Atmaku berdetak
isyarat kisah yang akan tetap melekat.
Logika tak lagi mampu menjelaskan rasa
Aku hilang arah dengan segala duka
Entahlah!
Kapan aku akan melupa dan kembali memulai segala mesra

Beberapa lalu kita berucap lemah
Menjadi asing dengan tatap wajah yang hening
Hingga tanya kembali bertahta
Kepada pisah yang masih terjaga
Aku tak tahu harus memulai tanya
Atau memilih diam dengan segala kenang
Atau mengulang kita yang pernah terpinang

Waktu itu,
Embun pagi memeluk hangat
Menyapa rasa yang tak lagi berjarak
Balok bilik dirimu menjadi sebuah ketetapan
Entah kapan kita mengikat sebuah kepastian
Ia cepat atau lambat semoga kita di utuhkan

Terima kasih wanita senja, kau kembali menjadi mentari yang hangat di pagi hari.
Untukmu selamat hadir menjadi kita.



Sudut kamar, 10 November 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"74thn HMI" : Mengokohkan Komitmen Keislaman dan Kebangsaan

Teologi : Intellectus Quaerens Fidem