Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Lentera Madinah untuk indonesia

Lentera Dari Madinah Untuk Indonesia Karya Haikal Ahmad  Detik detik semesta bernyawa Di antara gelap gulita ummat manusia Peristiwa yang abadi di sepanjang sejarah Cahaya cinta sesosok insan yang merdeka Di antara sesembahan yang berdiri kokoh di singgasana Di antara gajah-gajah perang pasukan abrahah Dan juga telah padamnya api di kuil di Persia Lahirlah se-sosok manusia Dari rahim ibu yang bernama Aminah Abdullah itulah nama ayahnya Dan Abdul muthollib itulah kakeknya lentera dari secercah cahaya dia-lah kekasih Allah. Sang pembawa kalimat tauhid lailahaillah Muhammadan Rasulullah. Yaaaa Muhammad Yaaaa muhammad Yaaaa habiballah Seketika itu alam menampakkan senyumnya Dalam kicau burung yang menyambut hadirnya Angin pun kembali mengantarkan sejuknya Di antara teriknya pasir-pasir gurun sahara Di tengah-tengah kekacauan para jahiliyah Sungguh telah tiba pemimpin pembawa kabar gembira Maka berbahagialah seluruh mahluk semesta Kini di antara luasnya ...

November

Sebagian teks terpotong, agar tak ada duplikat di antara kita🤗 Ke satu Tanya Tak Terjawab 16 November 13' Kenalkan aku halen, nama dari wajah yang tak lagi searah, aku anak ke dua dari 3 bersaudara, saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA di salah satu desa terpencil Sulawesi tengah, lahir di lingkungan keluarga yang cukup sederhana, kedua orang tuaku sangat kental dengan pengetahuan empiris, aturan budaya dan kepercayaan agama. Kerap kali tanya akan setiap peristiwa yang terjadi tidak begitu penting bagi kami, bagi mereka menjadi sederhana dalam hidup adalah jalan keluar dari setiap pertanyaan dan berlaku menerima adalah wujud ikhlas yang utuh. Keharusan segala kejadian membuat kami lebih banyak menerima ketimbang mempertanyakan, yah sangat sedikit jawaban dari setiap pertanyaan yang menemukan lega, malam itu begitu hening hanya terdengar suara jangkrik dan dan mahluk hutan lainya mengiringi pekatnya gelap, berkhayal menatap langit di temani kucing peliharaan...

Bait Pahlawanku

Langit gelap membingkai lembar kehidupan Sejarah kelam isyarat sebuah jalan perjuangan Hingga angka 17 08 1945 jadi saksi kemerdekaan Di tanah Nusantara! Ku sebut engkau Indonesia Terajut tembok pemisah tiap negara dengan simbol Garuda perkasa Yang mengaku kini engkau telha merdeka Sebuah kisah pada bendera ibu Pertiwi Elok bayang yang suci nan gagah berani Putih se-suci Nusantara dan elok SE gagah burung Garuda. Mengusir tak hanya cukup bagimu Tetapi mempertahankan adalah hakikat jati dirimu Tak banyak yang dapat ku berikan untukmu pahlawanku Harap baitku tetap menjaga lidahmu hingga anak cucuku tetap mengingat jasamu Sebab merdeka bukan hanya karena usaha Tapi juga karena doa yang di ijabah Itulah yang kujaga hingga menua Kusisipkan ikhtiar untuk mengawal kalimat merdeka Semoga merambat di antara semangat nurani bangsa Kau hadir di antara cinta dan harapan generasi pemuda Kau pun pergi sebab bukti kasih sayang yang kan tetap ku jaga Al-fatihah untukmu pembela ...

Perempuan Titipan September

Goresan tintah membekas basah Dalam.bingkai sebuah aksara Pada cinta yang telah bertahta di istana ratu Cinderella Bulir rindu yang menyemai rindu yang berharap temu Sepakat bertaruh rasa menunggu waktu agar slaing mengutuh Kau adalah apa yang di jauhkan pada letak tapi tidak pada hangat Kesengajaan semesta mendidik kita agar kuat dengan ikatan yang erat Rembulan mengikhlaskan cahaya terangkul semesta Membias pada kilaunya warna yang tak serupa Kita tak harus membiarkan ego menjadi raja Hanya karena jiwa baru mendekap kenangan lama. Meramu warna pada kilaunya langit senja Isyarat permata bersinar menembus purnama Untukmu perempuan Titipan September Kau tahu! Karenamu segala lelah beranjak lega, segala sendu berakhir rindu, akhirnya jarak menenun temu. Tak apa hujan menhentak tanah, angin menghempas daun Selalu ada area yang tepat untuk yang jauh Terselip lekat di rongga dada sebelah kiri ku Mungkin menyulam rindu akan jadi kerjaku Jika menenun temu telah sampai pa...

Sayap Garuda

Suara lantang aspirasi bak mentari di ufuk timur Menjadi terang bagi penguasa buta yang tertidur. Kepada demokrasi yang di bungkam Kepada aparat pemerintah yang juga ikut terdiam dan Kepada wakil rakyat yang mengalami demam Kami kembali menagih janji perjuangan yang takkan kusam Di atas pijakan nafas perlawanan suara rakyat akan terus tersampaikan Serupa tombak pahlawan menerjang penjajah Perisai perjuangan yang tak hilang dari sejarah Menyatu dengan kata Indonesia, kata dari berbagai macam beda yang sama dengan simbol bhineka tunggal ika Melebur menjadi satu nahkoda garuda pancasila Kemerdekaan negeri ini bukan hasil konferensi meja bundar saja Tetapi tentang tetesan darah para pejuang nusantara Maka revolusi bukan sekedar teriakan kata merdeka Tetapi tentang rakyat yang larut dalam derita bernegara Demokrasi yang katanya lahir dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat kini mati di ruang wakil rakyat. Hari ini akan jadi saksi sebuah peristiwa Ketika kritik di jalan...

November Membaik

Di penghujung senja pekikku melemah Di balik kemuning pelita telaga Pernah ku sapa rupa yang indah Memastikan jarak takkan berserah Aku tak pernah tahu temu dan segala indahnya Hingga menjerat diri di banyak jiwa yang salah Serupa gelap yang melepas senja Lentera peristiwa semakin terjaga Sejenak ku rebahkan rasa yang terlunta Dengan nafas tertata agar lupa segala luka Untukmu kepergian yang meninggalkan pekat Dan kehadiran yang pernah begitu hangat Kau tahu, tepat di 2 november aku jatuh di rasa yang tepat Mencoba mengingat tapi tak lagi berharap Atmaku berdetak isyarat kisah yang akan tetap melekat. Logika tak lagi mampu menjelaskan rasa Aku hilang arah dengan segala duka Entahlah! Kapan aku akan melupa dan kembali memulai segala mesra Beberapa lalu kita berucap lemah Menjadi asing dengan tatap wajah yang hening Hingga tanya kembali bertahta Kepada pisah yang masih terjaga Aku tak tahu harus memulai tanya Atau memilih diam dengan segala kenang Atau mengu...